This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 25 Juni 2011

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

Fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Pentingnya pendidikan karakter atau lazim juga disebut pendidikan akhlak bagi masyarakat Indonesia, kembali hangat dibicarakan. Keadaan ini menimbulkan kesan, kalau pendidikan yang satu ini sudah lama tersepelekan begitu saja.
Penyebabnya tidak lain karena tingginya fokus guru dan siswa untuk lulus Ujian Nasional (UN). Alhasil, perlahan namun pasti, kepentingan ini telah menggerogoti pentingnya pendidikan karakter bagi siswa.
Guru lebih memfokuskan diri untuk menamatkan semua mata pelajaran, agar anak didiknya tidak ketinggalan satu materi pun. Mengerti atau tidak, itu urusan lain. Satu hal yang terpenting, jika ada soal UN terkait materi tersebut, bisa dijawab siswa dengan mudah.
Beda sekali keadaannya, jika dibandingkan dengan zaman dulu. Di mana pendidikan karakter jadi fokus utama setiap guru, di tiap mata pelajaran yang dibimbingnya. Setiap guru menekankan pada dirinya, bahwa ia tidak sekedar mendidik, tapi juga mengajar akhlak.
Dulu Guru Bahasa Indonesia menyediakan banyak waktu untuk membacakan cerita penuh hikmah pada muridnya, agar dapat diteladani di kehidupannya kelak. Kesimpulan yang mereka berikan di akhir cerita, terpatri di benak anak didik hingga dewasa.
Sementara saat ini, guru seolah-olah belajar melupakan fungsi mengajar atau pendidikan karakter bagi sang murid. Baginya, jika semua materi pelajaran dalam buku pegangan sudah selesai diberikan tepat waktu, itu baru dinamakan prestasi.
Urusan akhlak dikembalikan pada orangtua, karena merekalah yang lebih wajib mengajarkan akhlak atau pendidikan karakter pada anak-anaknya. Celakanya, orangtua sama sekali tidak tahu bahkan tak punya banyak waktu, untuk membentuk jiwa anak-anaknya.
Syukur-syukur jika sang anak hidup di lingkungan agamis, sehingga jiwanya terbentuk bagus oleh lingkungan. Tapi kalau lingkungannya tidak baik, maka ia akan jadi anak yang liar dan jauh dari norma-norma kebaikan.
Anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang tidak baik ini, akhirnya berubah menjadi anak-anak nakal di sekolah maupun di lingkungan. Mereka gampang terlibat tawuran, hanya karena masalah sepele. Mereka gagal mengendalikan emosi, dan lebih mengedepankan otot dalam menyelesaikan persoalan.
Lalu bagaimana cara menanamkan sifat dan karakter tersebut di sekolah? ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru yaitu:
1.      Melalui keteladanan
Sifat anak adalah suka meniru, oleh karena itu sebagai guru hendaknya harus selalu memberi contoh yang baik sesuai dengan norma dan aturan yang ada. Maksud memberi contoh disini bukan sekedar menjelaskan contoh perilaku yang baik, tetapi perilaku guru harus selalu baik terus menerus sehingga dapat dicontoh.
semua guru harus menjadikan dirinya sebagai sosok teladan yang berwibawa bagi para siswanya. Sebab tidak akan memiliki makna apapun bila seorang guru PKn mengajarkan menyelesaikan suatu masalah yang bertentangan dengan cara demokrasi, sementara guru lain dengan cara otoriter. Atau seorang guru pendidikan agama dalam menjawab pertanyaan para siswanya dengan cara yang nalar yaitu dengan memberikan contoh perilaku para Nabi dan sahabat, sementara guru lain hanya mengatakan asal-asalan dalam menjawab.
Contoh lain :
a.      Guru datang ke sekolah lebih awal daripada siswa dan pulang setelah siswa semuanya sudah pulang
b.      Setiap pagi guru menyambut siswa dengan senyum, sapa, salam di pintu gerbang sekolah
c.       Masuk dan keluar kelas tepat waktu
d.      Memberikan pelayanan pada siswa dengan ramah
e.      Tidak emosional
f.        Jujur
g.      Bertutur kata dan berprilaku yang santun
h.      Berpakaian yang rapi
i.        Demokratis
j.        Dll.

2.      Melalui pembiasaan
Pembiasaan adalah merupakan salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk mendidik siswa. Dengan cara ini diharapkan siswa akan terbiasa melalukan hal yang baik-baik. Contoh :
a.      Untuk menanamkan jiwa nasionalisme setiap hari Senin melakukan upacara bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
b.      Berdoa sebelum pelajaran pertama dimulai dan sebelum pulang
c.       Mengucapkan salam setiap bertemu dengan guru dan teman
d.      Membaca ayat-ayat suci Al-Quran selama 10 menit setiap pagi pada jam pelajaran pertama
e.      Mengikuti kegiatan santapan rohani setiap hari Jumat
f.        Melaksanakan tugas piket kebersihan sesuai jadwal
g.      Menyisihkan uang jajan setiap seminggu sekali yang akan dipergunakan untuk membantu siswa yang kurang mampu
h.      Melaksanakan sholat dzuhur berjamaah
i.        Membuang sampah pada tempatnya
j.        Melaksanakan shalat dzuhur berjamaah
k.       Mengikuti kegiatan pengembangan diri atau ekstrakurikuler
l.        Mematuhi tata tertib sekolah

3.      Melalui upaya yang sistematis.
Cara ini dapat ditempuh dengan memasukkan program budaya dan karakter bangsa pada para siswa melalui program sekolah dan KTSP. Disini peran guru sangat penting dan diharapkan melalui KTSP dengan kelengkapan silabus dan RPPnya guru dapat menanamkan jiwa dan karakter para siswa menjadi bangsa Indonesia yang tangguh dan kuat dalam menghadapi era globalisasi dimana persaingan antar bangsa sangat kompetitif.
Penerapan pendidikan karakter melaui upaya menyatukan nilai-nilai dan karakter-karakter yang akan dibentuk dalam setiap mata pelajaran. Seluruh mata pelajaran ditempuh dengan paradigma bahwa semua guru adalah pengajar karakter (character educator). Semua mata pelajaran diasumsikan memiliki misi moral dalam membentuk karakter positif siswa. Dengan model ini maka pendidikan karakter menjadi tanggung jawab kolektif seluruh komponen sekolah. Model ini dipandang lebih efektif, namun memerlukan kesiapan, wawasan moral dan keteladanan dari seluruh guru. Satu hal yang lebih sulit dari pada pembelajaran karakter itu sendiri.  Pada sisi lain model ini juga menuntut kratifitas dan keberanian para guru dalam menyusun dan mengembangkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Sesungguhnya setiap guru yang mengajar haruslah sesuai dengan tujuan utuh pendidikan. Tujuan utuh pendidikan jauh lebih luas dari misi pengajaran yang dikemas dalam Kompetensi Dasar (KD). Rumusan tujuan yang berdasarkan pandangan behaviorisme dan menghafal saja sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Para guru harus dapat membuka diri dalam mengembangkan pendekatan rumusan tujuan, sebab tidak semua kualitas manusia dapat dinyatakan terukur berdasarkan hafalan tertentu. Pemaksaan suatu pengembangan tujuan didalam kompetensi dasar tidak dapat dipertahankan lagi bila hanya mengacu pada hafalan semata.
Pendidikan karakter bangsa dalam keterpaduan pembelajaran dengan semua mata pelajaran sasaran integrasinya adalah materi pelajaran, prosedur penyampaian, serta pemaknaan pengalaman belajar para siswa. Konsekuensi dari pembelajaran terpadu, maka modus belajar para siswa harus bervariasi sesuai dengan karakter masing-masing siswa Variasi belajar itu dapat berupa membaca bahan rujukan, melakukan pengamatan, melakukan percobaan, mewawancarai nara sumber, dan sebagainya dengan cara kelompok maupun individual.
Terselenggaranya variasi modus belajar para siswa perlu ditunjang oleh variasi modus penyampaian pelajaran oleh para guru. Kebiasaan penyampaian pelajaran secara eksklusif dan pendekatan ekspositorik hendaknya dikembangkan kepada pendekatan yang lebih beragam seperti diskoveri dan inkuiri. Kegiatan penyampaian informasi, pemantapan konsep, pengungkapan pengalaman para siswa melalui monolog oleh guru perlu diganti dengan modus penyampaian yang ditandai oleh pelibatan aktif para siswa baik secara intelektual (bermakna) maupun secara emosional (dihayati kemanfaatannya) sehingga lebih responsif terhadap upaya mewujudkan tujuan utuh pendidikan. Dengan bekal varisai modus pembelajaran tersebut, maka skenario pembelajaran yang di dalamnya terkait pendidikan karakter bangsa seperti contoh berikut ini dapat dilaksanakan lebih bermakna.
Penempatan Pendidikan karakter bangsa diintegrasikan dengan semua mata pelajaran tidak berarti tidak memiliki konsekuensi. Oleh karena itu, perlu ada komitmen untuk disepakati dan disikapi dengan saksama sebagai kosekuensi logisnya. Komitmen tersebut antara lain sebagai berikut. Pendidikan karakter bangsa (sebagai bagian dari kurikulum) yang terintegrasikan dalam semua mata pelajaran, dalam proses pengembangannya haruslah mencakupi tiga dimensi yaitu kurikulum sebagai ide, kurikulum sebagai dokumen, dan kurikulum sebagai proses (Hasan, 2000) terhadap semua mata pelajaran yang dimuati pendidikan karakter bangsa. Lebih lanjut, Hasan (2000) mengurai bahwa pengembangan ide berkenaan dengan folisifi kurikulum, model kurikulum, pendekatan dan teori belajar, pendekatan atau model evaluasi. Pengembangan dokumen berkaitan dengan keputusan tentang informasi dan jenis dokumen yang akan dihasilkan, bentuk/format Silabus, dan komponen kurikulum yang harus dikembangkan. Sementara itu, pengembangan proses berkenaan dengan pengembangan pada tataran empirik seperti RPP, proses belajar di kelas, dan evaluasi yang sesuai. Agar pengembangan proses ini merupakan kelanjutan dari pengembangan ide dan dokumen haruslah didahului oleh sebuah proses sosialisasi oleh orang-orang yang terlibat dalam kedua proses, atau paling tidak pada proses pengembangan kurikulum sebagai dokumen.
Dalam pembelajaran terpadu agar pembelajaran efektif dan berjalan sesuai harapan ada persyaratan yang harus dimiliki yaitu (a) kejelian profesional para guru dalam mengantisipasi pemanfaatan berbagai kemungkinan arahan pengait yang harus dikerjakan para siswa untuk menggiring terwujudnya kaitan-kaitan koseptual intra atau antarmata bidang studi dan (b) penguasaan material terhadap bidang-bidang studi yang perlu dikaitkan). Berkaitan dengan Pendidikan karakter bangsa sebagai pembelajaran yang terpadu dengan semua mata pelajaran arahan pengait yang dimaksudkan dapat berupa pertanyaan yang harus dijawab atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh para siswa yang mengarah kepada perkembangan pendidikan karakter bangsa dan pengembangan kualitas kemanusiaan.
Selain penilaian dilakukan terhadap semua kemampuan pada saat ujian berlangsung, boleh jadi seorang guru memperhitungkan tindak-tanduk siswanya di luar ujian. Seorang guru mungkin saja tidak akan meluluskan seorang siswa yang mengikuti ujian mata pelajaran tertentu karena perilaku siswa tersebut sehari-harinya adalah kurang sopan, selalu usil, dan suka berbuat keonaran meskipun dalam mengerjakan ujian siswa itu berhasil baik tanpa menyontek dan menuliskan jawaban ujian dengan tulisan yang jelas dan rapi. Oleh karena itu, akan tepat apabila pada setiap mata pelajaran dirumuskan tujuan pengajaran yang mencakupi kemampuan dalam semua ranah. Artinya, pada setiap rencana pembelajaran termuat kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor; dampak instruksional; dan dampak pengiring. Dengan demikian, seorang guru akan menilai kemampuan dalam semua ranah ujian suatu mata pelajaran secara absah, tanpa ragu, dan dapat dipertangungjawabkan.
Berdasarkan pada pemikiran-pemikiran dan prinsip-prinsip tersebut maka dapat dimengerti bahwa pendidikan karakter bangsa menghendaki keterpaduan dalam pembelajarannya dengan semua mata pelajaran. Pendidikan karakter bangsa diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran, dengan demikian akan menghindarkan adanya "mata pelajaran baru, alat kepentingan politik, dan pelajaran hafalan yang membosankan."

Minggu, 12 Juni 2011

PROPOSAL MGMP BERMUTU BAHASA INDONESIA KOMISARIAT 6 CIAMIS

BAB 1
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Sebagai dasar penataan pendidikan nasional tidak terlepas dan harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa :

Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.


Optimalisasi proses penataan pendidikan dapat diimplementasikan melalui empat strategi dasar pendidikan yang meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, relevansi pendidikan, peningkatan mutu pendidikan dan efisiensi pendidikan.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menggariskan bahwa Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dalam era globalisasi, pengembangan sumber daya manusia merupakan tuntutan utama dalam strategi pembangunan nasional. Kunci dalam pengembangan sumber daya manusia adalah “pendidikan”. Menyadari pentingnya pendidikan, pemerintah terus membenahi sistem pendidikan nasional. Salah satu kebijakan nasional tentang pendidikan, pemerintah menetapkan “Wajar Diknas 9 Tahun”.
Sesuai dengan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pelaksanaan Pendidikan Dasar menjadi kewenangan Kabupaten / Kota. Kabupaten Ciamis melalui Dinas Pendidikan berupaya terus meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui visi Pendidikan Dasar “Unggul dalam mutu pendidikan, berbudaya, selaras dengan iman dan taqwa” diharapkan Pendidikan Dasar di Kabupaten Ciamis bisa menjawab tantangan zaman. Dalam mewujudkan visi tersebut ternyata terbentur dengan permasalahan:
·        Akses    :  -     masih banyak sekolah yang rusak berat;
-           masih banyak siswa RDO
·        Mutu    :  -     masih kurangnya tenaga guru
-           masih rendahnya mutu guru
·        Anggaran yang belum optimal (menurut UU 20 %)
(Rakor Perencanaan Pembangunan Pendidikan Disdik Kabupaten Ciamis, 2007)
Upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan mutu pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Di sekolah menengah pertama sebagai satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, upaya peningkatan mutu personil atau peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola pendidikan sekolah menengah pertama khususnya guru, salah satunya melalui penataan kompetensi guru yang terprogram, konsisten dan berkesinambungan sangat  diperlukan guna mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan mengantisipasi terjadinya permasalahan serta dapat memotivasi siswa lebih meningkatkan prestasinya. Selain itu juga dapat memberikan gambaran bagi guru yang  bersangkutan tentang sejauh mana efektivitas proses  pembelajaran sehingga dapat mengukur target pencapaian  hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan bersama ternyata masih banyak anggota MGMP Bahasa Indonesia di komisariat 06 Ciamis yang belum memiliki kualitas sesuai standardisasi pendidikan nasional (SPN). Untuk itu perlu dibangun landasan kuat untuk meningkatkan kompetensi guru dengan standardisasi rata-rata bukan standardisasi minimal. Pemahaman dan penerapan KTSP masih jauh dari harapan. Guru masih belum mengenal pengajaran dengan menggunakan projek-projek yang menggabungkan beberapa mata pelajaran sekaligus. Pengajaran tematik bahkan masih asing terdengar. Selain itu, guru belum memahami konstelasi bidang studi  yang diajarkannya dalam kaitan dan hubungannya dengan bidang  studi lain dan masih melihat berbagai bidang studi secara terpisah dan tersendiri tanpa ada hubungan dengan bidang studi lain. Guru masih melihat bidang studinya berupa "teks" dan belum "konteks" karena metode Contekstual Teaching and Learning (CTL) masih berupa wacana dan belum menjadi pengetahuan, apalagi keterampilan. Selain itu penggunaan ICT sebagai media pembelajaran masih belum dikuasai secara optimal.
Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang dihadapi guru/kelompok kerja di lapangan adalah:
1.      Bagaimana cara meningkatkan kompetensi guru dalam bidang pengelolaan pembelajaran melalui penelitian tindakan  kelas sehingga guru bisa menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan berhasil guna?
2.      Bagaimana upaya meningkatkan kompetensi guru dalam Pembelajaran ICT sehingga guru bisa memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai media pembelajaran?
3.      Bagaimana upaya memotivasi guru untuk lebih berkreasi dan berinovasi dalam menyusun, menyajikan, menilai proses dan hasil pembelajaran?
4.      Bagaimana cara legalitas/ pengakuan terhadap Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar  (PPKHB)  guru?
MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru mata pelajaran yang berada di suatu sanggar yang berfungsi sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar, bertukarpikiran, dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru. Melalui Kegiatan MGMP diharapkan persepsi profesionalisme tersebut didapat oleh setiap guru dan mencoba mengimplentasikannya dalam proses kegiatan mengajar. Melalui MGMP guru diajak berubah dengan dilatih terus-menerus dalam pembuatan satuan pelajaran, metode pembelajarannya yang berbasis Inquiry, Discovery, Contekstual Teaching and Learning, menggunakan alat bantunya, menyusun  evaluasinya, dan perubahan filosofinya, dan sebagainya. Guru dituntut untuk menggunakan strategi pembelajaran kontekstual dan memberikan kegiatan yang  bervariasi, sehingga dapat melayani perbedaan individual  siswa, mengaktifkan siswa dan guru, mendorong berkembangnya kemampuan baru, menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah, responsif, serta rumah dan lingkungan masyarakat. Pada akhirnya siswa memiliki motivasi tinggi untuk belajar. 
Berdasarkan analisis kebutuhan di atas keberadaan MGMP sebagai wadah pembinaan profesionalisme guru yang ada di daerah belum berjalan secara optimal. 
Pelaksanaan berbagai kegiatan agar berhasil dan dapat dimanfaatkan, perlu dukungan dan sinergi dari berbagai pihak.  Begitu juga MGMP Bahasa Indonesia Komisariat 06 SMP Kabupaten Ciamis dalam setiap kegiatan selalu mendapat dukungan dan respon dari berbagai pihak.  Dukungan secara moral dan finansial untuk di tingkat kabupaten khususnya di Kabupaten Ciamis sangat terlihat sekali terutama adanya dukungan dana Sharing dari Pemkab kabupaten Ciamis untuk kegiatan Bermutu ini.  Ini dibuktikan telah diadakannya Workshop kegiatan MGMP di tingkat kabupaten sekitar bulan Desember 2009 yang bertempat di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis yang dihadiri oleh Kepala Sekolah Pengawas dan Ketua-ketua MGMP se- Kabupaten Ciamis.  Selain itu peranan Kepala sekolah dan komite sangat mendukung sekali kegiatan ini, karena dengan terealisasinya kegiatan ini diharapkan akan mengimbas kepada rekan-rekan lain di sekolah masing-masing.
Sumber dana kegiatan MGMP Bahasa Indonesia Komisariat 06 tahun 2009 berasal dari Dana Bantuan Langsung (DBL) sebesar Rp 20.000.000. 
 MGMP Bahasa Indonesia Komisariat 06 Ciamis, selama ini telah melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan profesionalisme guru seperti menyelenggarakan seminar dan works shop penyusunan perangkat serta model-model pembelajaran

B.      Tujuan
Tujuan dari program peningkatan bermutu bagi guru bahasa Indonesia di Komisariat 06 ini adalah sebagai berikut :
1.      Meningkatkan  kompetensi guru dalam bidang pengelolaan pembelajaran melalui pendekatan penelitian  tindakan  kelas sehingga guru bisa menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan berhasil guna;
2.      Meningkatkan kompetensi guru dalam  Pembelajaran ICT sehingga guru bisa memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai media pembelajaran;
3.      Memotivasi guru untuk lebih berkreasi dan berinovasi dalam menyusun, menyajikan, menilai proses dan hasil pembelajaran;
4.    Mengupayakan legalitas/ pengakuan terhadap pengalaman kerja dan hasil belajar guru.

C. Hasil
            Hasil yang ingin dicapai pada kegiatan ini adalah :
1.      Kompetensi guru meningkat, khususnya dalam bidang Penelitian Tindakan Kelas;
2.      Kompetensi guru meningkat, khususnya dalam bidang  ICT;
3.      Guru termotivasi untuk lebih kreatif dan  inovatif dalam merancang, menyajikan, menilai proses dan hasil pembelajaran;
4.      Diakuinya pengalaman kerja dan hasil belajar guru sesuai dengan aturan akademik yang berlaku.

D. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan MGMP Bahasa Indonesia di Komisariat 06 Kabupaten Ciamis adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia  SMPN 1 Banjarsari, SMPN 2 Banjarsari,  SMPN 3 Banjarsari, SMPN 5 Banjarsari, SMPN 6 Banjarsari,  SMPN 7 Banjarsari, SMP Satu Atap Banjarsari, SMP Plus Pasawahan, dan SMP N Dampasan terutama bagi yang belum mempunyai kualifikasi akademik S-1, dan bagi yang sudah mempunyai kualifikasi akademik S-1 yang akan mengajukan kenaikan jabatan ke golongan IV/b.

E.       Manfaat
Manfaat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) ini adalah:
1.    Meningkatkan  wawasan, kompetensi yang mengarah pada peningkatan profesionalisme guru;
2.    terbuka kesempatan untuk memiliki guru-guru yang lebih kompeten, professional, dan mampu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah sesuai dengan standar pendidikan nasional;
3.   meningkatkan kualitas MGMP Bahasa Indonesia sebagai organisasi profesi bermutu sesuai dengan harapan masyarakat, pihak-pihak terkait guna meningkatkan kualitas pendidikan.
4.    terbuka kesempatan memiliki guru-guru yang lebih professional sehingga bisa meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan;



BAB II
DESKRIPSI PELAKSANAAN PROGRAM

A.        Strategi dan Metode Pelaksanaan Program
Pelaksanaan Program Kegiatan MGMP Bahasa Indonesia Program Bermutu Komisariat 06 Ciamis disusun secara terstruktur dan mandiri di MGMP Bahasa Indonesia Komisariat 06 Ciamis selama Satu Tahun Pelajaran (2010 – 2011) dengan 16 kali pertemuan rutin ditambah tiga kali kegiatan inservise melaluii bimbingan Guru Pemandu, Pengawas Pembina, Dinas Pendidikan, LPMP dan dirancang dengan Pendekatan  Lesson Study ,Case Study, PTK, dan ICT.
Strategi yang digunakan:
1.    Seminar
2.    Work Shop
3.    Pelatihan
4.    Unjuk Kerja

B.       Sistem Dokumentasi Kegiatan/ Pelaporan

Sistem dokumentasi kegiatan MGMP dilaporkan dalam bentuk:
1.       Laporan Kegiatan
2.       Laporan Keuangan
3.       Daftar Hadir
4.       Foto-foto Kegiatan
5.       Portopolio tugas mandiri peserta

C.        Kualitas Program Kegiatan

MGMP Bahasa Indonesia Komisariat 06 Ciamis sebagai wadah organisasi profesi  berusaha meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan profesionalisme guru  dengan melakukan  kegiatan:
1.       Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
2.       Belajar Teknologi Informasi dan komunikasi (ICT)

D.   Frekuensi Kegiatan
            Kegiatan MGMP Bahasa Indonesia Komisariat 06 Ciamis dilaksanakan 16 kali dalam setahun. Adapun kegiatan-kegiatannya sepeti berikut ini.
NO.
WAKTU PELAKSANAAN
KEGIATAN
PEMANDU
A
INSERVISE
1
20 Oktober 2010
Kebijakan Dinas Pendidikan
Pengenalan MGMP Program Bermutu
Kepala Dinas
B
KEGIATAN RUTIN
1
28 Oktober 2010
Metodologi Pembelajaran
Nara Sumber
2
4 November 2010
Model-model dan media pembelajaran
Nara Sumber
3
11 November 2010
Kebahasaan
Fasilitator
4
18 November 2010
Kesastraan
Fasilitator
5
25 November 2010
 Pembelajaran mendengarkan dan berbicara
Fasilitator
6
2 Desember 2010
 Pembelajaran Membaca dan menulis
Fasilitator
7
9 Desember 2010
Keterampilan ICT
Nara Sumber
8
13 Januari 2011
Studi visit
Fasilitator
9
20 Januari 2011
Identifikasi Masalah
Nara Sumber
10
27 Januari 2011
Perencanaan Tindakan
Fasilitator
11
3 Februari 2011
Penyusunan Proposal
Fasilitator
12
10 Februari 2011
Pelaksanaan Tindakan
Fasilitator u
13
17 Februari 2011
Analisis dan Interprestasi
Fasilitator
14
24 Februari 2011
Refleksi dan Perencanaan Siklus 2
Nara Sumber
15
3 Maret 2011
Penyusunan Laporan
Fasilitator
16
10 Maret 2011
Penyusunan Laporan
Fasilitator

E.   Keterlibatan Peserta
1.  Peserta mengikuti kegiatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan secara berkala.
2.  Rata-rata Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang terlibat langsung dalam kegiatan MGMP sebanyak 90 % dari 9 SMP di Komisariat 06 Ciamis

F.   Alasan Pelaksanaan Program Kegiatan
Sudah menjadi sorotan umum bahwa mutu pendidikan nasional masih tergolong rendah. Sementara, perkembangan globalisasi menuntut sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, yang dapat bersaing dalam berbagai bidang kehidupan.Untuk itu, usaha peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan. Sektor pendidikan terus berbenah diri dalam meningkatkan kualitasnya. Penyempurnaan kurikulum, penyediaan sarana dan prasarana, pengadaan dan peningkatan tenaga yang professional serta pelayanan pendidikan yang optimal terus dilakukan.
Guru merupakan unsur terdepan yang terlibat langsung pada pelayanan pendidikan benar-benar dituntut sebagai tenaga yang  professional. Kenyataan di lapangan, berbagai kendala sering dihadapi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu :
1.       Kurikulum yang cenderung terus berubah tetapi sosialisasi kurang merata ke berbagai wilayah sering membingungkan guru;
2.       Kurangnya wawasan guru tentang model-model pembelajaran ;
3.       Guru kurang inovatif dalam mengembangkan media pembelajaran;
4.       Wawasan guru dalam pengembangan profesi masih kurang seperti dalam penyusunan karya tulis.

G.  Tempat Pelaksanaan
1.      Dilaksanakan di sekolah induk yakni SMP Negeri 1 Banjarsari sebagai sekretariat MGMP Bahasa Indonesia Komisariat 06 Ciamic.
2.       Pelaksanaan kegiatan atas dasar kesepakatan musyawarah anggota MGMP.

H.   Sumber Dana
Kegiatan  MGMP Bahasa Indonesia komisariat 06 Ciamis tahun 2010 dibiayai dari dana DBL Program BERMUTU sebesar Rp 18.000.000 dengan penggunaan dana sebagai berikut :


MGMP  PROGRAM BERMUTU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KOMISARIAT 06
RINCIAN PENGGUNAAN DANA BANTUAN LANGSUNG (DBL)
(Kegiatan in servis dan pertemuan ke-1 sampai pertemuan ke-16)
Tanggal
Uraian
Jumlah
Tanggal
Uraian
Jumlah
20/10/2010
Dana Bantuan Langsung (DBL)
Rp       18.000.000

Pelaksanaan In Service ke-1






1. ATK Kegiatan

Rp   250.000




2. Penggandaan

Rp   100.000




3. Dokumentasi dan Surat Menyurat

Rp   150.000




4. ATK Peserta

Rp   300.000




5. Konsumsi

Rp   315.000




6. Tranpor narasumber

Rp   100.000




7. Uang harian narasumber

Rp   350.000




8. Penyusunan Laporan

Rp.  200.000




Jumlah Pengeluaran

Rp   1.765.000
28/10/2010
Saldo
Rp 16.235.000
28-Okt-10
Pertemuan I






1. ATK Kegiatan

Rp     250.000




2. Penggandaan

Rp     100.000




3. Penyusunan Laporan

Rp     200.000




4. Dokumentasi dan surat menyurat

Rp     150.000




5. Konsumsi

Rp       15.000




6. Transpor narasumber

Rp     100.000




7. Uang harian narasumber

Rp     350.000




Jumlah Pengeluaran

Rp     1.165.000
04/11/2010
Saldo
Rp         15.070.000
04-Nov-10
Pertemuan II






1. ATK Kegiatan

Rp    200.000




2. Penggandaan

Rp    100.000




3. Penyusunan Laporan

Rp    200.000




4. Dokumentasi dan surat menyurat

Rp    150.000




5. Konsumsi

Rp      15.000




Jumlah Pengeluaran

Rp     665,000
11/11/2010
Saldo
Rp     14.405.000    







11/11/2010
Pertemuan III






1. ATK Kegiatan

Rp    200,000




2. Penggandaan

Rp    100,000




3. Penyusunan Laporan

Rp    200,000




4. Dokumentasi & surat menyurat

Rp    150,000




5. Konsumsi Fasilitator/Guru Pemandu

Rp      15,000




Jumlah Pengeluaran

Rp     665,000
Tanggal
Uraian
Jumlah
Tanggal
Uraian

Jumlah
18-11-2011

Saldo

Rp 13.740.000

18-11-2010
Pertemuan  IV






1. ATK Kegiatan

Rp      200.000




2. Penyusunan laporan

Rp      200.000




3. Dokumentasi dan surat menyurat

Rp      150.000




4. Penggandaan

Rp      100.000




5. Konsumsi guru pemandu dan peserta

Rp      315.000




Jumlah Pengeluaran


Rp      965.000
25-11-2010

Saldo

Rp 12.775.000

25-11-2010
Pertemuan V






1. ATK

Rp    200.000




2. Penggandaan

Rp    100.000




3. Penyusunan Laporan

Rp    200.000




4. Dokumentasi dan surat-menyurat

Rp    150.000




5. Konsumsi guru pemandu

Rp     15.000




Jumlah Pengeluaran

Rp   665.000
02-12-2010

Saldo

Rp 12.110.000

02-12-2010
Pertemuan VI






1. ATK

Rp    200.000




2. Penggandaan

Rp    145.000




3. Penyusunan Laporan

Rp    200.000




4. Dokumentasi dan surat-menyurat

Rp    150.000




5. Konsumsi nara sumber

Rp      15.000




6. Transpor nara sumber

Rp    100.000




7. Uang harian nara sumber

Rp    350.000




Jumlah Pengeluaran

Rp  1.160.000
09-12-2010

Saldo

Rp  10.950.000

09-12-2010
Pertemuan VII






1. ATK

Rp    200.000




2. Penggandaan

Rp    100.000




3. Penyusunan Laporan

Rp    200.000




4. Dokumentasi dan surat-menyurat

Rp    150.000




5. Konsumsi Nara Sumber

Rp      15.000




6. Transpor Nara Sumber

Rp     100.000




7. Uang Harian Nara Sumber

Rp     350.000





Jumlah Pengeluaran

Rp   1.115.000
13-01-2011

Saldo

Rp   9.835.000

13-01-2011
Pertemuan VIII






1. ATK

Rp    250.000




2. Penggandaan

Rp    150.000




3. Penyusunan Laporan

Rp    150.000




4. Dokumentasi dan surat-menyurat

Rp    200.000




5. Konsumsi nara sumber

Rp      15.000




6. Transpor peserta

Rp  2.100.000




7. Transpor fasilitator

Rp     100.000




Jumlah Pengeluaran

Rp  2.865.000
20-01-2011

Saldo

Rp   6.970.000

20-01-2011
Pertemuan IX






1. ATK

Rp    250.000




2. Penggandaan

Rp    100.000




3. Penyusunan Laporan

Rp    200.000




4. Dokumentasi dan surat-menyurat

Rp    100.000




5. Konsumsi guru pemandu

Rp      15.000




Jumlah Pengeluaran

Rp    665.000
27-01-2011

Saldo

Rp   6.305.000

27-01-2011
Pertemuan  X






1. ATK

Rp    250.000




2. Penggandaan

Rp    150.000




3. Penyusunan Laporan

Rp    150.000




4. Dokumentasi dan surat-menyurat

Rp    150.000




5. Konsumsi guru pemandu

Rp      15.000




Jumlah Pengeluaran

Rp    715.000
03-02-2011

Saldo

Rp   5.590.000

03-02-2011
Pertemuan  XI






1. ATK

Rp    250.000




2. Penggandaan

Rp    150.000




3. Penyusunan Laporan

Rp    200.000




4. Dokumentasi dan surat-menyurat

Rp    100.000




5. Konsumsi nara sumber

Rp      15.000




6. Transpor nara sumber

Rp    100.000




Jumlah Pengeluaran


Rp     715.000

10-02-2011

Saldo

Rp   4.875.000

10-02-2011
Pertemuan  XII






1. ATK

Rp    250.000




2. Penggandaan

Rp    150.000




3. Penyusunan Laporan

Rp    200.000




4. Dokumentasi dan surat-menyurat

Rp    150.000




5. Konsumsi guru pemandu dan peserta

Rp    315.000




Jumlah Pengeluaran

Rp 1.065.000
17-02-2011

Saldo

Rp   3.810.000

17-02-2011
Pertemuan  XIII






1. ATK

Rp    250.000




2. Penggandaan

Rp    100.000




3. Penyusunan Laporan

Rp    200.000




4. Dokumentasi dan surat-menyurat

Rp    100.000




5. Konsumsi guru pemandu

Rp      15.000




Jumlah Pengeluaran

Rp    665.000
24-02-2011

Saldo

Rp   3.145.000

24-02-2011
Pertemuan  XIV






1. ATK

Rp    250.000




2. Penggandaan

Rp    100.000




3. Penyusunan Laporan

Rp    200.000




4. Dokumentasi dan surat-menyurat

Rp    100.000




5. Konsumsi guru pemandu

Rp      15.000




6. Transpor nara sumber

Rp   100.000




7. Uang harian nara sumber

Rp    350.000





Jumlah Pengeluaran

Rp  1.115.000
03-03-2011

Saldo

Rp   2.030.000

03-03-2011
Pertemuan  XV






1. ATK

Rp    250.000




2. Penggandaan

Rp    150.000




3. Penyusunan Laporan

Rp    200.000




4. Dokumentasi dan surat-menyurat

Rp    100.000




5. Konsumsi guru pemandu

Rp      15.000




6. Transpor guru pemandu

Rp    100.000




Jumlah Pengeluaran

Rp    815.000
10-03-2011

Saldo

Rp   1.215.000

10-03-2011
Pertemuan  XVI






1. ATK

Rp    250.000




2. Penggandaan

Rp    150.000




3. Penyusunan Laporan

Rp    200.000




4. Dokumentasi dan surat-menyurat

Rp    100.000




5. Konsumsi guru pemandu

Rp      15.000




6. Transpor guru pemandu

Rp    100.000




Jumlah Pengeluaran

Rp    815.000
10-03-2011

Pertemuan Forum

Rp     400.000

10-03-2011
Pertemuan Forum 2 org x 2 kegiatan

Rp    400.000








Saldo Akhir

Rp     0












I.         Hasil Kegiatan, Kendala, dan Pemecahannya
1.       Hasil-hasil kegiatan MGMP  dideskrifsikan sebagai berikut :

No.

Pertemuan

Jenis Kegiatan

Hasil Yang Diperoleh

1
Inservis
a.  Kebijakan Dinas Pendidikan
b.  Menyusun program kerja MGMP
a.  Mengetahui kebijakan Disdik terhadap program BERMUTU
b. Memiliki program kerja yang sesuai dengan kebutuhan peserta MGMP
2
1
Metodologi pembelajaran
1.  Peserta memiliki pengetahuan yang memadai tentang metodologi pembelajaranbahasa Indonesia di SMP;
2.  Peserta mengembangkan kreativitas guru dalam menyiasati standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia dalam bentuk pembelajaran yang bermakna dan bernuansa PAKEM; dan
3.  Peserta mampu menerapkan metode/strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan tuntutan standar isi dan silabus.
3
2
Model-model dan media pembelajaran
1.    Peserta memahami konsep dasar model-model dan media pembelajaran, yang terdiri atas: pengertian model-model dan media, jenis-jenis model dan media serta  kriteria pemilihan model-model dan media pembelajaran;
2.     Peserta dapat memanfaatkan model-model dan media dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya: memilih model-model dan media pembelajaran sesuai karakteristik materi pembelajaran;
3.     Peserta mampu mengembangkan model-model dan media pembelajaran, yang terdiri atas: mengembangkan model-model dan media pembelajaran berbasis lingkungan dan mengembangkan media berbasis TIK.

4
3
Kebahasaan
1.    Peserta mampu memahami , membedakan dan mencontohkan materi kebahasaan.
2.     Peserta mampu memilih bahan modul kebahasaan yang bervariasi sesuai dengan materi pembelajaran kebahasaan.
3.   Peserta mampu menyusun dan menerapkan model pembelajaran kebahasaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang terintegrasi ke dalam empat keterampilan berbahasa di antaranya: keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
5
4
Kesastraan
Peserta mampu :
1. Pengertian sastra, periodisasi sastra ndonesia, dan aliran sastra.
2.  Genre karya sastra.
3.  Pembelajaran apresiasi sastra
4.  Mengekspresikan perasaan melalui karya satra, baik secara tulis maupun lisan.
6
5
Pembelajaran mendengarkan dan berbicara
1. Memahami konsep mendengarkan
2.  Mampu menjelaskan konsep pembelajaran mendengarkan
3.  Mampu merancang pembelajaran mendengarkan.
4.  Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru peserta program BERMUTU memahami konsep berbicara, tujuan, jenis berbicara, metode, dan faktor penentu keberhasilan berbicara .
5.  Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru peserta program BERMUTU dalam memhami konsep pembelajaran berbicara, pemilihan metode, karaktreristik pembelajaran berbicara, pemilihan media, pemilihan metode.
6.  Meningkat pengetahuan peserta dalam mengaplikasikan pembelajaran pembelajaran berbicara di sekolah : penentuan bahan, metode, media dan penilaian.
7
6
Pembelajaran membaca dan menulis
1.    guru dapat menjelaskan pengertian, tujuan, jenis-jenis, teknik, dantahap-tahap membaca. Selain itu juga mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi membaca
2.    guru dapat menjelaskan konsep,karakteristik, kriteria pemilihan bahan, metode, media, dan kriteria penilaian dalam pembelajaran membaca.
3.    guru akan mampu merancang pembelajaran membaca yang dimulai dari memetakan KD membaca, menjabarkan KD menjadi indikator, menentukan materi dan sumber belajar,menentukan media pembelajaran, mengembangkan langkah-langkah pembelajaran, menentukan penilaian, dan merancang tindak lanjut setelah melakukan penilaian.
4.    memahami pengertian menulis, tujuan menulis, jenis–jenis menulis, teknik menulis, tahap-tahap menulis, dan faktor-faktor yang mempengaruhi menulis;
5.    memahami konsep pembelajaran menulis, karakteristik pembelajaran menulis, metode pembelajaran menulis, media pembelajaran menulis,dan karakteristik penilaian pembelajaran menulis:
6.     menyusun rancangan pembelajaran menulis.
8
7
Keterampilan ICT
Peserta mampu membuat Naskah berisi Rumus/Formula, Lembar Kerja Sederhana dengan Microsoft Excel, Slide Presentasi Sederhana, menggunakan Browser dan mesin pencari berkomunikasi dan menggunakan Yahoo!Mail
9
8
Studi visit
Memperoleh pengalaman tentang inovasi pembelajaran di sekolah lain untuk diterapkan di sekolahnya masing-masing
10
9
Identifikasi Masalah
·         Peserta mampu menentukan ruang lingkup permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 
·         Peserta mampu mengidentifikasi permasalahan yang bisa dijadikan PTK dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 
·         Peserta mampu mengklasifikasikan permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
·         Peserta mampu menganalisis permasalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 
·         Peserta mampu menentukan solusi atau pemecahan masalah.
·         Peserta mampu merumuskan masalah terkait dengan pembelajaran bahasa Indonesia.
11
10
Perencanaan
·      Peserta mampu merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran.
·      Peserta mampu menentukan strategi/model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik topik yang akan diajarkan.
·      Peserta mampu menentukan media pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami topik yang akan diajarkan.
·      Peserta mampu menyusun silabus dan RPP.
·      Peserta mampu menyusun bahan ajar (LKS).
·      Peserta mampu menyusun instrumen penilaian (alat pengumpul data hasil belajar).
·      Peserta mampu mengembangkan instrumen observasi ( mengumpulkan bukti atau data proses pembelajaran).
12
11
Penyusunan Proposal
·      Peserta mampu menganalisis bagian-bagian proposal.
·      Peserta mampu menyusun proposal tindakan kelas.
13
12
Pelasanaan Tindakan dan Pengumpulan Data
·      Peserta mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.
·      Peserta mampu melaksanakan observasi pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.
·      Peserta mampu melakukan diskusi refleksi berdasarkan hasil observasi pembelajaran
14
13
Analisis dan Interpretasi Data
·       Peserta mampu mengidentifikasi jenis data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan pembelajaran.
·       Peserta mampu menyajikan data hasil observasi pembelajaran sesuai dengan jenis data yang diperoleh.
·       Peserta mampu menganalisis data kuantitatif dengan menggunakan statistika deskriptif.
·       Peserta mampu menganalisis data kualitatif yang diperoleh dari hasil pembelajaran.
·       Peserta mampu menginterpretasikan data hasil analisis data kualitatif dan kuantitatif hasil pembelajaran.
·       Peserta mampu menarik kesimpulan dari data kualitatif dan kuantitatif hasil pembelajaran.
15
14
Refleksi dan Tindak Lanjut
·       Peserta mampu mendeskripsikan hasil pelaksanaan rencana tindakan.
·       Peserta mampu menemukan kesimpulan tentang keberhasilan rencana tindakan.
·       Peserta mampu menjelaskan rencana tindak lanjut atau rencana tindakan berikutnya
16
15
Penyusunan Laporan
·       Peserta mampu menghimpun data atau dokumen hasil pelaksanaan tindakan siklus 1 dan 2.
·       Peserta mampu menyusun laporan PTK
17
16
Penyusunan Laporan 2
·      Peserta mampu menuliskan abstrak penelitian.
·      Peserta mampu menuliskan hasil penelitian sesuai sistematika/komponen-komponen laporan PTK .
·      Peserta mampu menilai laporan PTK sesuai kriteria penilaian laporan PTK yang dirujuk.

2.             Permasalahan
Dalam pelaksanaan MGMP ditemukan bebarapa masalah sebagai berikut:
a.       Jadwal Kegiatan MGMP bersamaan dengan kegiatan pengayaan Ujian Nasional sehingga kegiatan MGMP agak terganggu
b.      Bahan-bahan yang harus dimiliki peserta sangat banyak sehingga memerlukan biaya penggandaan yang tidak sedikit
c.       Terbatasnya sarana prasara terutama untuk latihan ICT
d.      Untuk mengembangkan hasil pelatihan MGMP di sekolahnya ada kalanya tidak mendapatkan dukungan dari kepala sekolah dengan alasan sekolah tidak memprogramkan sebelumnya.
e.      Etos kerja dari Guru masih rendah, sehingga tidak berniat mengembangkan hasil pelatihan MGMP
f.        Ada kalanya guru menghitung nilai ekonomisnya. Mereka sengaja tidak  memenuhi undangan pelatihan, sehingga terputus kesinambungannya.
g.       Sumber belajar dan dana, mengalami keterbatasan dana bila tidak memperoleh blockgrant, sehingga tidak mampu mengadakan sumber belajar dan kegiatan lainnya.
h.      Fasilitator yang dihadirkan ada yang belum sesuai dengan kondisi ideal baik kualifikasi maupun kompetensinya.
i.         Pemberdayaan TIK, di samping tidak memiliki fasilitas TIK juga kurang terlatih karena belum memperoleh kesempatan mengikuti diklat.

3.             Upaya Pemecahan Masalah
Masalah-masalah yang ada di upayakan pemecahannya melalui hal-hal berikut ini :
a.         Mengganti waktu pelaksanaan kegiatan MGMP pada hari tidak dilaksanakannya kegiatan pengayaan, misalnya hari Jumat dan Minggu
b.         Pengadaan bahan dilakukan dengan membuat CD modul generik, ICT, BBM, modul suplemen, dan bahan-bahan lain yang relevan, serta memfotocopy materi yang diperlukan saat kegiatan
c.          Menggunakan sarana prasarana sekolah walaupun pelaksanaannya di luar jam pelajaran yakni pada pukul 13.00 WIB
d.         Sosialisasi kegiatan MGMP BERMUTU harus lebih diintensifkan kepada para kepala sekolah sehinggan kepala sekolah mendukung kegiatan MGMP program BERMUTU ini.
e.         Program MGMP BERMUTU harus dapat meningkatkan etos kerja Guru, sehingga dapat mengembangkan hasil pelatihan di sekolahnya masing-masing.
f.          Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk mensosialisasikan pentingnya MGMP dalam rangka meningkatkan kompetemsi guru.